Lindungi Tubuh Dari Keracunan Logam Berat Dengan Bawang Putih

Selenium merupakan mikronutrien yang esensial bagi manusia dan hewan. Selenium bertindak sebagai pelindung bagi tubuh dari keracunan logam berat, kanker, dan penyakit kardiovaskular (jantung). Mengingat fungsinya yang penting itu, maka selenium merupakan nutrient yang harus ada di dalam susu formula bayi. Hal tersebut sangat penting karena pemasukan selenium ke bayi sangatlah terbatas, sedangkan bayi sebagian besar hanya mengkonsumsi susu. Jika anda melihat komposisi mineral pada kemasan susu, rata-rata produsen susu memberikan tanda tertentu pada selenium, tentu saja ini menunjukkan betapa pentingnya kandungan selenium pada susu formula.

Untuk bayi yang mendapatkan ASI, sungguh beruntunglah mereka, karena berdasarkan hasil penelitian Lombeck dkk kandungan selenium di dalam ASI lebih tinggi dibandingkan dengan susu sapi. Kadar selenium pada ASI sangat tergantung dari makanan yang dikonsumsi sang ibu.

Makanan yang mengandung protein hewani, terutama daging, merupakan sumber selenium utama bagi kita. Selain daging, bahan makanan lain seperti sereal, telur, udang, hati, ayam, ikan, serta buah-buahan dan sayuran seperti bawang putih dan brokoli, juga mengandung selenium dengan kadar yang bervariasi.

Menurut Jurnal yang diterbitkan oleh Human Nutrition Research Center, US Department of Agriculture, Beltsville disebutkan bahwa kekurangan asupan selenium dapat menyebabkan timbulnya penyakit berbahaya, yaitu penyakit Keshan dan penyakit Kashin-Beck.

1. Penyakit Keshan adalah sejenis penyakit kardiomiopati yang terutama memengaruhi anak usia 2-10 tahun. Kardiomiopati adalah penyakit melemahnya fungsi otot jantung yang dapat beresiko menimbulkan gangguan irama detak jantung (bisa terlalu cepat, terlalu lambat, kadang teratur, kadang tidak teratur) dan juga beresiko menimbulkan kematian akibat serangan jantung mendadak.
2. Penyakit Kashin-Beck merupakan penyakit osteoarthritis yang biasanya terjadi terutama pada remaja. Osteoarthritis yaitu penyakit yang timbul akibat terjadinya kemunduran fungsi sendi. Gejala yang biasa tampak adalah rasa sakit pada persendian, kaku, keram pada sendi.

Lebih jauh lagi mengenai keutamaan selenium adalah zat ini mampu merangsang system imun dan memiliki daya antioksidan yang sangat kuat. Bahkan kekuatannya mencapai kira-kira 100 kali lipat lebih aktif dari daya antioksidan vitamin E.

Masih ada lagi loh keutamaan selenium, yaitu selenium memiliki sifat anti kanker. Selenium mampu meningkatkan system imun, menghambat pembelahan sel dan mempercepat apoptosis (kematian) sel-sel yang cacat. Dengan demikian, selenium berguna dan berperan aktif dalam mencegah penyakit kanker.

Kemasan makanan merupakan bagian dari makanan yang sehari-hari kita konsumsi. Bagi sebagian besar orang, kemasan makanan hanya sekadar bungkus makanan dan cenderung dianggap sebagai "pelindung" makanan. Sebetulnya tidak tepat begitu, tergantung jenis bahan kemasan. Sebaiknya mulai sekarang Anda cermat memilih kemasan makanan. Kemasan pada makanan mempunyai fungsi kesehatan, pengawetan, kemudahan, penyeragaman, promosi, dan informasi. Ada begitu banyak bahan yang digunakan sebagai pengemas primer pada makanan, yaitu kemasan yang bersentuhan langsung dengan makanan.

Tetapi tidak semua bahan ini aman bagi makanan yang dikemasnya. Inilah ranking teratas bahan kemasan makanan yang perlu Anda waspadai.

A. Kertas

Beberapa kertas kemasan dan non-kemasan (kertas koran dan majalah) yang sering digunakan untuk membungkus makanan, terdeteksi mengandung timbal (Pb) melebihi batas yang ditentukan.

Di dalam tubuh manusia, timbal masuk melalui saluran pernapasan atau tangan kita. Dari pencernaan menuju sistem peredaran darah dan kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain, seperti: ginjal , hati, otak, saraf dan tulang.

Keracunan timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu pallor (pucat), pain (sakit) & paralysis (kelumpuhan). Keracunan yang terjadi pun bisa bersifat kronis dan akut.

Untuk terhindar dari makanan yang terkontaminasi logam berat timbal, memang susah - susah gampang. Banyak makanan jajanan seperti pisang goreng, tahu goreng dan tempe goreng yang dibungkus dengan koran karena pengetahuan yang kurang dari si penjual, padahal bahan yang panas dan berlemak mempermudah berpindahnya timbal ke makanan tersebut.

Sebagai usaha pencegahan, taruhlah makanan jajanan tersebut di atas piring.

B. Styrofoam

Bahan pengemas styrofoam atau polystyrene telah menjadi salah satu pilihan yang paling populer dalam bisnis pangan. Tetapi, riset terkini membuktikan bahwa styrofoam diragukan keamanannya.

Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styren ini menjadi pilihan bisnis pangan karena mampu mencegah kebocoran dan tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain itu, bahan tersebut juga mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah, lebih aman, serta ringan.

Pada Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalam makanan sangat berbahaya.

Residu itu dapat menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada system endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan. (fn/ib/si) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar: