Geert Wilders dan Islam

oleh : Jusman

Baru-baru lalu Geert Wilders telah menebarkah fitnah terhadap Islam dengan film Fitna-nya, tak ayal hal tersebut telah mendapat reaksi keras dari Islam dalam kemunculannya. Bukan sekali ini saja permushan itu ditampakkan oleh Wilders, setidaknya tercatat sentimen tersebut telah mulai pada tahun 2004. Bisakah kelakuan Wilders ini ditolerir? Atau benarkah fakta-fakta dalam film Fina misalnya atau dalam tulisan-tulisannya yang lain bahwa bahwa Islam telah mengajarkan kekerasan dalam menghadapi non-Muslim, atau benarkah umat Islam semua adalah teroris dan teroris adalah umat Islam?

“Wilders akan jumawa jika kita terprovokasi oleh karya rendahnya. Dan terlalu mahal harga yang harus dibayar jika kita terprovokasi oleh fitnah yang sudah kita ketahui sumbernya”.1 (Iip A Haryanto)


_______________*_______________

Menonton film Fitna-nya Geert Wilders, melihat karikatur Nabi Muhammad saw dalam Jylland Posten yang merendahkan dan melecehkan, atau ketika kita membaca Buku Satanic Verses (Ayat-ayat Setan)-nya Salman Rusydi yang menuduh Nabi Muhammad saw mendapat wahyu setan, ataupun ketika kita menonton-seandainya jadi ditanyangkan-yaitu film yang dibuat oleh seorang politisi Belanda keturunan Iran-Ehsan Jami-yang akan memproduksi film komedi tentang Rasulullah saw yang berfokus pada malam pernikahan sang Nabi dengan istrinya yang berusia 9 tahun, Aisha.2 Tentu sebagai Muslim kita tidak akan terima dengan hal-hal tersebut diatas, hati pun panas, berteriak keras tanda protes, kitapun berontak terhadap hal-hal yang melecehkan itu.

Gugatan, hujatan maupun pelecehan terhadap Islam baik dalam pidato-pidato propaganda-propaganda, ataupun dalam wadah-wadah lain seperti yang disebutkan diatas adalah suatu fenomena yang selalu mengiringi sejarah perjalanan Islam dalam perkembangannya. Bahkan bukan hanya Islam saja bentuk-bentuk dalam Agama Kristen pun bisa kita temui hal-hal serupa. Jadi masalah ini dalam perkembangan masayarakat bisa dikatakan adalah sesuatu hal yang lumrah. Dan dalam kelumrahan itu juga kita melihat pula sikap-sikap maupun tindakan-tindakan yang menujukkan kemarahan, protes, ketidak-terimaan terhadap hal-hal tersebut dengan berbagai bentuk penanggapan yang beraneka corak dan ragam. Dan itu pun adalah suatu tanggapan yang wajar dan alami. Khusus mengenai Film Fitna-hal itu pula yang kita lihat sekarang- tak pelak mengundang kemarahan umat Islam di seluruh dunia.

Disatu sisi dari pemandangan saya, saya melihat Geeert wilders hanya ingin menyampaikan fakta tentang wajah Islam yang dia tangkap-terlepas dari niat menjelek-jelekkan atau membeberkan yang dia anggap aib-walaupun wajah yang dia tangkap adalah tangkapan dari kebutaan dirinya. Sebenarnya dari film tersebut dan berbagai tulisannya terhadap Islam dalam dirinya bersemayam rasa kekhawatiran terhadap Islamisasi di Eropa. Itu terlihat dari data yang dia tampilkan dalam film yang berdurasi sekitar 17 menit tersebut. Dimana dalam beberapa tahun saja Islam menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Kekhawatiran itu bertambah besar tatkala perhatiannya tertuju kepada fakta kepada orang-orang Islam yang keras, bengis, teroris, ekstrim. Hal Yang sebenarnya ialah dia hanya melihat satu titik dari lautan Islam yang luas. Dan diapun mencari bahwa tindakan-tindakan seperti penyerangan WTC, fenomnena Bom Bunuh diri dan isu-isu kekerasan lainnya pasti bukan tanpa landasan, dan hal itu dia temukan di dalam Alquran ternyata banyak memuat ”ayat-ayat pedang”/ayat-ayat perang” sehingga dia berkesimpulan bahwa tindakan ekstrim yang dilakukan oleh orang Islam adalah bukan saja karena Nabi Muhammad saw yang bengis tetapi juga memang karena Alquran mengajarkan “ayat-ayat pedang” yang kejam. (naudzubillah)

Yang menjadi pertanyaannya adalah BENARKAH DEMIKIAN? Benarkah Islam adalah teroris dan teroris adalah Islam? Benarkah Islam mengajarkan “ayat-ayat pedang” (peperangan/kekerasan)? Benarkah wajah Islam yang dia tangkap bahwa itulah Islam sebenarnya? Buah tak jauh dari pohonnya, ungkapan yang dilontarkan para penentang Islam, apakah setiap saat berlaku dalam konteks ini? Jika ini diterima kita juga bisa mengatakan apakah perbuatan segolongan Kristen yang misalnya terlibat dalam kekerasan yang mengatasnamakan Kristen- itu berarti agama Kristen adalah salah? tentu orang-orang Kristen tak akan mengatakan begitu. Mereka setidaknya akan menjawab, “jangan disamakan pemeluk dan ajaran sejati dari Kristen”, “itu hanya oknum”, “jangan disamakan”, atau dengan kata-kata “bukan berarti”…dll. Begitu juga saya dan mungkin orang Islam lainnyapun akan menjawab demikian terhadap Islam

Geert Wilders dan Islam Belanda

Geert Wilders yang dalam sekejap namanya telah mendunia, seiring dengan informasi yang terus merambat ke seluruh Dunia. Sikap Geert Wildeers dan Islam bukan sekali ini saja setidaknya tercatat tahun 2004 Wilders sudah mendapatkan pengawalan dari polisi sejak tahun 2004, ketika mengatakan bahwa seharusnya Pemerintah Belanda melarang penggunaan Alquran di Belanda, yang menurutnya sama dengan buku doktrin milik pemimpin Nazi Adolf Hitler yang berjudul Mein Kampf.3

Begitupun pada pertengahan tahun 2007, Seperti yang terdapat dalam khutbah Mirza Masroor Ahmad di Masjid Baitunnur Belanda bahwa Geert Wildeers telah memberikan pernyataan yang mengekspresikan kebencian dan kedengkian terhadap Islam, diantaranya dia menulis:

”Saya menginginkan orang-orang melihat kebenaran bahwa nabi Muhammad pada permulaannya-sebagaimana kebanyakan orang-orang Islam mengggambarkan pribadinya merupakan pribadi yang penuh dengan cinta, pada hakikatnya dia tidaklah seperti itu-selama dia tinggal di di Mekkah, dan sidini bagian Kitab Suci Alquran baru beberapa bagian-sampai pada waktu itu, didalam nya terdapat kepribadian cinta tapi seiring dengan umurnya yang bertambah dan khususnya tatkala pada zaman tinggal di Madinah, ia secara bertahap cenderung pada sikap ekstrimis, (naudzubillah).

Kemudian dia menulis bahwa dalam surah 9 ayat 5 bagaimana Islam terhadap orang-orang Kristiani, orang-orang Yahudi, orang-orang Musyrik dan kepada orang-orang murtad supaya dilakukan pemaksaan atau dilakukan tindak kekerasan terhadap mereka. Menurutnya kebanyakan ayat-ayat bertentangan satu dengan yang lain. Kemudian dia memuji Bible.

Kemudian dia menulis bahwa di dalam Alquran tidak ada konsep keterpisahan atau terpisahnya agama dan pemerintahan, dari itu kalian tidak akan bisa mengingkari bahwa tidak hanya Muhmamad saw seorang ekstrimis, bahkan Alquran sendiri berasaskan pandangan yang ekstrim.

Kemudian dia menulis dalam surat kabar lain bahwa saya terus terang menjadi kesal mendengar orang beribadah kepada Tuhan, dalam memberikan keterangan di dalam surat kabar itu dia tidak hanya sekedar melakukan tuntutan supaya dilakukan pelarangan terhadap kitab suci Alquran, bahkan diapun mengkritik para politisi Belanda yang memberikan ruang kepada orang Islam ekstrimis untuk melakukan aktifitasnya di Belanda. Kemudian dia mengatakan bahwa saya sudah muak dengan Islam, kini hendaknya jangan ada orang Islam yang datang bermigrasi ke sini, saya sudah sebal melihat mendengara orang-orang beribadah kepada Tuhan di belanda saya menjadi bosan mendengar orang-orang membicarakan tentang Alquran di Belanda, hendaknya kitab yang tidak senonoh itu dilarang beredar di Belanda.

Menanggapi hal yang pertama mengutip apa yang terdapat dalam khutbah Mirza Masror tesebut bahwa satu hal-yang terluput oleh Geert Wildeers bahwa Surah Almaidah bukan hanya merupakan surah Madaniah bahkan surah ini turun pada tahun terakhir kehidupan Rasulullah saw. Dan di dalam surah itu terdapat ajaran yang indah bagaimana melenyapkan permusuhan, kekerasan dan untuk menegakkan keadailan. Geert mengatakan bahwa Rasulullah setelah datang ke Madinah kekerasan atau sifat ektrimisme Rasulullah saw menjadi bertambah, tetapi inilah surah terakhir yang turun di akhir hayat Rasululllah, yaitu:

“Dan janganlah kebencian kepada suatu kaum mendorong kalian bertindak adil. Berlaku adillah, hal itu lebih dekat kepada takwa”. (Al Maidah:9) 4

Ajaran ini yang terluput oleh Geert, betapa ajaran Islam telah terluput karena pikirannya hanya tertuju kepada “borok Islam” dari pikirannya yang sudah penuh borok tersebut.

Kemudian dalam Surah At-Taubah ayat 5 dimana dikatakan bahwa ada penghasutan untuk melakukan tindak kekerasan terhadap orang-orang Kristiani, Yahudi dan orang-orang Musyrik.

Dalam menanggapi hal yang sama Mirza masroor menanggapi bahwa kalau Geert Wildeers mau dengan hati yang tulus maka akan nampak bahwa dalam ayat ini Allah telah mengizinkan perang melawan orang-orang Musyrik yang tidak mau berhenti untuk melakukan penyerangan dan mereka tidak mau mengadakan perjanjian macam apapun juga, dan mereka tengah mengadakan kerusuhan dan kekacauan di dalam negeri. Sementra pemerintahan Islam telah berdiri maka terdapat perintah bahwa terhadap orang-orang musrik seperti ini yang tengah berperang dengan orang Islam maka terdapat perintah bahwa terhadap orang-orang musyrik seperti ini -yang tengah berpernag dengan kamu, maka kalianpun berperanglah melawan mereka, karena mereka ini tengah menyulut api fitnah, kekacauan dan api peperangan untuk menghadapi kalian, berbagai suku mereka hasut dan tidak hanya itu ada juga perintah melakukan penahanan yaitu penjarakanlah mereka, kepunglah mereka dan awasilah mereka supaya mereka itu tidak lagi dapat menyulut api fitnah dan kebencian di muka bumi.

Dalam kedaan demikian kita bisa melihat bahwa hal itu adalah hal yuang sangat wajar sekali dan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Dalam memahami Alquran seringkali para pengkritik Islam, termasuk Geert Wildeers atau malah dalam kalangan Islam sendiri hanya “mencuplik” satu atau beberapa ayat, mengucilkannya dari konteksnya, menelanjanginya dari kondisi yang mengiringinya dan memutuskan status hukumnya hanya berdasarkan satu atau beberapa ayat tersebut.

Geert sedikit kebingungan bahwa mungkin dari dalam Alquran terdapat kontradiksi, dan berlawanan.Satu sisi ayat-ayat perang dan di sisi yang bersamaan adalah adanya ayat-ayat damai, Dia tidak bisa memahami tetapi itulah Islam. Setiap ayat dalam Alquran khususnya ayat-ayat Perang” masing-masing merepresentasikan satu aspek dari hakikat yang multidimensional. Harus ada ayat-ayat yang yang memerintahkan Qital (perang) tatkala kaum musyrik memerangi kaum mukmin, juga harus ada ayat ayat yang melarang perang jikalau memang tidak ada faktor yang bisa menimbulkan fitnah atau ketertindasan. Sebagaimana halnya harus ada ayat-ayat yang memerintahkan perdamaian jika musuh condong atau mengajukannya, sekaligus harus ada ayat-ayat yang membongkar tipu daya mereka, juga kebiasaan mereka membatalkan perjanjian. Hal ini tidak bisa dikatakn kontradiktif satu sama lain, sebab setiap ayat memiliki kedudukan dan latar belakang masing-masing turunnya ayat bersangkutan. Yang terpernting dalam melihat Alquran kita harus dan jangan melepaskan dari konteks ayat tersebut.5 Ayat-ayat itu jangan disalah-artikan atau didistorsi jika dikutip sendirian Karena ayat -ayat itu kebanyakan “Diikuti dan Disyaratkan oleh”. Artinya diikuti dan mempunyai syarat-syaratnya.6

Itulah Islam meletakkan hukum atau kebijakan sesuai dengan kondisi dan situasi yang menuntut. Islam mengambil jalan tengah, yaitu peperangan Rasulullah saw bukan peperangan refresif dan di satu sisi bukan pula mengambil tindakan yang hanya pasif-menerima, tak melakukan apa-apa.

Dalam konteks Surah Almaidah: 5 diatas Jika Geert berpendapat sebaliknya bahwa manusia boleh sebebas-bebasnya, dan setiap orang memiliki izin melakukan tindakan tersebut dan tidak melarang dan malah memberikan lagi hak untuk di kepada orang-orang dengan sebebasnya. Betapa mulianya hal teresbut, tetapi tindakan tersebut adalah tindakan baik yang berlebihan dan tidak pada tempatnya, seperti memberi mereka hujan yang berlebihan maka hal itu akan orang-ornag jahat. Apalagi geert wilders selaku pimpinan salah satu partai politik apakah dia akan melakukan hal ini-bahwa ia hendaknya dalam menyikapi orang-orang yang hendak melakukan tindakan kriminal hendaknya dia mengesahkan saja undang-undang bahwa siapapun bebas untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan. Apakah Geert akan menajalankan kebijakan seperti itu, saya rasa tidak.

Bagaimana Kita Bersikap.

Bagaimana Umat Isam bersikap? Baanyk cara dan corak yang ditampilkan oleh orang-orang Islam dalam menanggapi gugatan-gugatan atau pelecehan terhadap Islam, mulai dari pemboikotan, turun-turun ke jalan, atau pemutusan hubungan diplomsi atau dengan jalan-jalan yang lain. Sejauh hal tersebut tidak mengambikan tindakan yang berlebihan dan merugikan agama Islam sendiri hal tersebut adalah hal yang bisa dibilang wajar-wajar saja. Kemarahan adalah hal yang alamai timbul dalam diri kita tetapi kemarahan yang terkontrol dan kemarahan yang damai.

Kitapun harus bersikap tidak sembarang menyamakan Geert adalah Eropa dan adalah semuanya seperti Geert, orang-orang yang santunpun ada di kalangan mereka, di kalagnan para pemimpin mereka ada orang-orang yang baik. Misalnya saja seorang anggota parlemen bernama Halbe Zajlstra, ia mengatakan pada Geert bahwa anda tidak punya hak untuk merampas kebebasan beragama . Kemudian Jeroen Dijsebloem menulis bahwa wilder merupakan orang yang tersesat dari jalannya atau kehilangan arah. Di belanda anda boleh mempercayai keimanan apapun yang anda sukai. Seorang lagi pimpinan sebuah Partai, seorang anggota Parlemen menulis bahwa semua batas itu sudah ditinggalkan jauh ke belakang, Geert Wildeers hendaknya diberi nama sebagai seorang yang rasialis, orang yang membenci bangsa lain/pendatang yang minoritas. Kemudian ada seorang pengacara yang juga seorang kanselor/penasehat dimana atas tindakan Wilders itu, secara pribadi ia telah mengadukannya kepada Polisi. Seorang wanita juga telah menentang pernyataan itu. Seperti pula ada seseorang yang menulis bahwa pembuat peparangan terhadap buku-buku pada dasarnya merupakan permulaan dari suatu kediktartoran. Kabinet disini pun memeperlihatkan reaksi yang keras menentang pernyataan Geert Wilders dengan mengatakan bahwa statement yang sedemikian itu telah merendahkan dan menghinakan satu mayoritas besar orang-orang Islam yang tinggal di Belanda. Menteri Luar negeri juga mengatakan bahwa di Belanda tidak ada pikiran untuk melarang Alquran.7

Hal sebaliknya adalah kita tampilkan keindahan Islam, kesejukan Islam. Tidak hanya itu bukan saja menampilkan tetapi menampilkan pribadi-pribadi Islami yang memang sebagai duta keamanan, kedamaiana, dan kesejukan.

Saya tertarik kepada apa yang dikatakan oleh Iip D. Yahya bahwa Wilders akan jumawa jika kita terprovokasi oleh karya rendahnya. Dan terlalu mahal harga yang harus dibayar jika kita terprovokasi oleh fitnah yang sudah kita ketahui sumbernya.8

Dia pun menulis bahwa Inilah rupanya yang masih menjadi pekerjaan rumah para tokoh agama. Masih ada sejumlah referensi yang memang “menyerang” Nabi Muhammad. Begitu pula sebaliknya, ada simplifikasi term-term Alquran seperti “jihad” yang dijadikan dasar oleh sebagian kecil kaum Muslim untuk menyerang kelompok lain. Keduanya selalu berpotensi fitnah. Fitnah itulah yang akan selalu menghancurkan jalannya kesepahaman antarpemeluk agama.9

Musuh agama Islam sebenarnya adalah apa yang ada di luar benteng Islam, yang dengan persiapan lengkap mereka berusaha untuk menghancurkan benteng Islam tersebut. Bagaimana kita memenangkan Islam atas bangsa-bangsa tidak lain dengan melalui “migrasi spiritual”, mereka masuk berbondong-bondong ke dalam Islam. Bagaimana hal itu terjadi, adalah dengan jalan penampakan keindahan Islam oleh Insan-insan Muslim, yang menampilkan akhlak Mulia yang senantiaasa menterjemahkan kebenaran dan keindahan Islam kepada orang-orang yang pantas menerimanya.

1ttp://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=beritadetail&id=15616h
2http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/03/080327_dutchfilm.shtml
3http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=beritadetail&id=15616
4Khotbah Jumat, Vol. II, nomor 32, 25 Sulh/Januari 2008diterbutkan oleh sekretariat pengurus besar Jemaat Ahmasdiyah Indonesia..

5, Jamal Albana, Revolusi Sosial Islam, Dekonstruksi Jihad dalam Islam, , terj. Kamran A. Irsyadi, (Yogyajkarta: Pilar Media, 2005), cet ke-1, hal 115

6John L Esposito, Islam Aktual, terj.Norma Arbi’a Juli Setiawan, (Jakarta: Inisisasi Press, 2002) cet. ke-1, hal. 132

7Khotbah Jumat, Vol. II, nomor 32, 25 Sulh/Januari 2008diterbutkan oleh sekretariat pengurus besar Jemaat Ahmasdiyah Indonesia.. hal 12

8ttp://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=beritadetail&id=15616h
9 http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=beritadetail&id=15616h


Tidak ada komentar: